Perubahan
Menanggapi perdebatan yang
berkembang di masyarakat mengenai kepemimpinan sejak dulu dimana ada dikatomi
yang menggunakan simbol-simbol bahwa calon pemimpin suatu daerah tertentu harus
berasal dari daerah itu sendiri dan sebagainya.
Di zaman modern saat ini sudah tidak tepat
lagi, jika kita masih terlalu sempit memandang kepemimpinan itu berdasarkan
pengkotakan yang ada sejak dulu. Sudah
perlu adanya ”pergeseran” saat ini, sudah waktunya mengalami perubahan, dan
masyarakat perlu mendapatkan pendidikan politik yang baik, dimana sudah tidak
tepat lagi untuk menilai kepemimpinan dari pandangan yang sempit. Kepemimpinan
bukan lagi dilihat berdasarkan pengkotakan, tapi haruslah dilihat dari segala
aspek yang kompleks dan kapabilitas seseorang itu tanpa memandang asal-usul
budayanya. Untuk menjadi negara yang maju, sudah waktunya kita keluar dari
“Safety box” yang selama ini ternyata membelenggu, bahkan menyebabkan bangsa
ini hanya jalan di tempat. Untuk membentuk
suatu makna berdasarkan kesepakatan bersama, tidak lagi mengganggap bahwa makna
yang selama ini telah terbentuk itu bersifat sakral.
Lihat
saja fenomena yang terjadi di Jakarta
saat ini, dimana seorang Gubernur yang terpilih berasal dari Solo. Ini
membuktikan masyarakat sudah berpikir luas, publik sebagai pasar yang bakal
memilih pastinya akan memiliki indikator-indikator yang terbaik yang dapat
menjadi acuan, apa yang telah di perbuat selama memegang amanah.
Patut kita pertanyakan prestasi apa yang telah di buat,
indikator sebuah prestasi tentu saja bukan hanya selembar sertifikat
penghargaan atau berupa sederetan piala.
Tapi dengan kewenangan besar dalam konsep otonomi daerah, apa yang telah
dicapai.
Apa mungkin saja hanya modal keberanian dan membawa
sejumlah dukungan. Tapi karena berani malu mereka mengatakan siap untuk
memimpin. Siapa pun bisa menempel umbul-umbul, spanduk, baliho, selebaran di
tiang listrik, di pagar rumah, di tembok ruko,
dan di pohon-pohon. Saya pikir tidak cukup sistem berdemokrasi dengan komunikasi politik menempel
foto-foto di sembarang tempat tadi yang
hanya membuat pohon dan tiang listrik menjerit karena sudah makin berat beban
yang di pikul. Pertanyaanya untuk siapa mereka yang berebutan menjadi pemimpin
itu? Kembali kepada rakyat, memilih pemimpin bukan karena tampa ng pada foto-foto tersebut, memilih
pemimpin karena sudah teruji dan memiliki prestasi. Coba lihat track record
masing-masing calon, jangan sampai kita tidak tahu.
Menjadi pemimpin adalah amanah, jadi
siapapun yang akan memimpin daerah asal kita, dari mana mereka berasal, kita
patut berpikir positive dengan melihat siapa mereka sebelumnya dan apa yang
mereka telah perbuat atau prestasi apa yang telah mereka lakukan baik di daerah
kepemimpinan mereka sebelumnya atau pun di Negara. Karena amanah yang diperoleh
itu menjadi alat pertanggung jawaban di hadapan publik dan Tuhan.
Penulisan Kreatif
Opini
Penulisan Kreatif
Opini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar