Laman

Selasa, 14 Mei 2013

Contoh Press Release


Dies Natalis STISIPOL Candradimuka Palembang Ke-45

Dalam rangka memperingati hari jadi STISIPOL Candradimuka Palembang Ke-45 yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2012, STISIPOL Candradimuka Palembang  akan mengadakan berbagai kegiatan. Yang dimulai dengan kegiatan pertamanya yakni jalan santai yang dilaksanakan secara gratis pada tanggal 21 Oktober 2012 yang dihadiri seluruh keluarga besar STISIPOL Candradimuka Palembang.

Kegiatan jalan santai ini di mulai pada pukul 05.30 Wib yang start dari Kampus STISIPOL Candradimuka melalui rute Jl. Swadaya – Jl. Sosial – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Swadaya dan finish kembali di Kampus STISIPOL Candradimuka pada pukul 07.30 Wib. Yang menarik lagi dalam kegiatan ini ialah berbagai hadiah telah disiapkan oleh panitia pelaksana dengan hadiah utama berupa sepeda gunung dan berbagai peralatan elektronik seperti kipas angin, dispenser, kompor gas, setrika, blender, mixer, DVD Player, Hand Phone dan juga ada tas ,T-Shirt. Setelah kegiatan jalan santai selesai di Kampus STISIPOLl Candradimuka Palembang, sembari melakukan pembagian hadiah para peserta disajikan berbagai hiburan-hiburan musik dan games.

Rankaian kegiatan Dies Natalis STISIPOL Candradimuka ke-45 ini akan berlanjut dengan Lomba Presenter dan Lomba Fotografi, lalu disambung Ziarah ke Makam Pendiri STISIPOL Candradimuka, Alm. Drs. H. Ismail Djalili dan malam inagurasi yang akan diselenggarakan pada hari sabtu, 27 Oktober 2012.
Kegiatan Seperti ini menurut Ketua Yayasan STISIPOL Candradimuka Drs. Hj. Lishapsari Prihatini diharapkan dapat menjadikan tempat yang positive dan berkelanjutan setiap tahun sebagai momen untuk memperingati hari jadi STISIPOL Candradimuka.

Penulisan Kreatif

Opini


Perubahan

Menanggapi perdebatan yang berkembang di masyarakat mengenai kepemimpinan sejak dulu dimana ada dikatomi yang menggunakan simbol-simbol bahwa calon pemimpin suatu daerah tertentu harus berasal dari daerah itu sendiri dan sebagainya.
Di zaman modern saat ini sudah tidak tepat lagi, jika kita masih terlalu sempit memandang kepemimpinan itu berdasarkan pengkotakan yang ada sejak dulu. Sudah perlu adanya ”pergeseran” saat ini, sudah waktunya mengalami perubahan, dan masyarakat perlu mendapatkan pendidikan politik yang baik, dimana sudah tidak tepat lagi untuk menilai kepemimpinan dari pandangan yang sempit. Kepemimpinan bukan lagi dilihat berdasarkan pengkotakan, tapi haruslah dilihat dari segala aspek yang kompleks dan kapabilitas seseorang itu tanpa memandang asal-usul budayanya. Untuk menjadi negara yang maju, sudah waktunya kita keluar dari “Safety box” yang selama ini ternyata membelenggu, bahkan menyebabkan bangsa ini hanya jalan di tempat. Untuk membentuk suatu makna berdasarkan kesepakatan bersama, tidak lagi mengganggap bahwa makna yang selama ini telah terbentuk itu bersifat sakral.
Lihat saja fenomena yang terjadi di Jakarta saat ini, dimana seorang Gubernur yang terpilih berasal dari Solo. Ini membuktikan masyarakat sudah berpikir luas, publik sebagai pasar yang bakal memilih pastinya akan memiliki indikator-indikator yang terbaik yang dapat menjadi acuan, apa yang telah di perbuat selama memegang amanah.
Patut kita pertanyakan prestasi apa yang telah di buat, indikator sebuah prestasi tentu saja bukan hanya selembar sertifikat penghargaan atau berupa sederetan  piala. Tapi dengan kewenangan besar dalam konsep otonomi daerah, apa yang telah dicapai.
Apa mungkin saja hanya modal keberanian dan membawa sejumlah dukungan. Tapi karena berani malu mereka mengatakan siap untuk memimpin. Siapa pun bisa menempel umbul-umbul, spanduk, baliho, selebaran di tiang listrik, di pagar rumah, di tembok ruko,  dan di pohon-pohon. Saya pikir tidak cukup sistem  berdemokrasi dengan komunikasi politik menempel foto-foto di  sembarang tempat tadi yang hanya membuat pohon dan tiang listrik menjerit karena sudah makin berat beban yang di pikul. Pertanyaanya untuk siapa mereka yang berebutan menjadi pemimpin itu? Kembali kepada rakyat, memilih pemimpin bukan karena tampang pada foto-foto tersebut, memilih pemimpin karena sudah teruji dan memiliki prestasi. Coba lihat track record masing-masing calon, jangan sampai kita tidak tahu.
Menjadi pemimpin adalah amanah, jadi siapapun yang akan memimpin daerah asal kita, dari mana mereka berasal, kita patut berpikir positive dengan melihat siapa mereka sebelumnya dan apa yang mereka telah perbuat atau prestasi apa yang telah mereka lakukan baik di daerah kepemimpinan mereka sebelumnya atau pun di Negara. Karena amanah yang diperoleh itu menjadi alat pertanggung jawaban di hadapan publik dan Tuhan.  

Penulisan Kreatif
Opini

Teknologi Komunikasi

Televisi

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata teleλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”                                                                                   Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.) Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan.
“Televisi telah berhasil mengubah dunia kita”, begitu Raymond Williams (Price, 1993:395) menyimpulkan pernyataannya. Kehadiran televise mengalahkan media lain, bukan hanya perkembangannya yang luas dan cepat sebagai sebuah teknologi tapi juga  asumsi bahwa bentuk-bentuk popular mengalami peningkatan yang signifikan dalam efek social. Televisi dengan karakter audio-visualnya mampu merebut khalayak secara luas, massif, heterogen, serta nyaris tanpa biaya dan keahlian khusus untuk bisa mengaksesnya. Dengan sifatnya itu, televisi sering kali mengambil isi dan bentuk yang bersifat popular: mudah dipahami, universal dan menghibur (McQuail, 1994:38). Bahkan Neil Postman (Postman, 1995:90) mengatakan, istilah televise yang serius adalah kontradiksi dari suatu ungkapan bahwa televise hanya bicara pada satu bahasa: yaitu hiburan.
Membicarakan televisi juga berarti membahas tentang potensi ekonomi dan segi  komersialisasinya. Semua media massa termasuk televisi tak pernah lepas dari kedua komoditi yang ditawarkannya, yaitu isi yang dijual pada khalayak dan khalayak yang dijual kepada pemasar dalam bentuk porsi iklan.
Palembang Televisi (PALTV) sebagai televisi lokal pertama di Bumi Sriwijaya memfokuskan diri terhadap minat & keinginan pemirsa di Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang. Kalau televisi nasional memberikan program yang bersifat umum dan universal maka PALTV lebih menekankan kepada proksimiti (kedekatan), melibatkan pemirsa melalui program interaktif baik dengan cara interaktif via telepon, SMS dan melakukan kegiatan off air untuk memperkuat penetrasi ke masyarakat. Sesuai dengan motto program PALTV yaitu;  “Memang Punyo Kito”.
Siapakah segmen pemirsa  PALTV? Sebagai televisi lokal tentu PALTV ingin diterima di semua lapisan masyarakat. Intinya, PALTV ingin menjadi bagian dari masyarakat sehingga PALTV memposisikan diri sebagai televisi keluarga (all segment). Pemirsa PALTV memiliki karakter khas Palembang yaitu : bersifat  dinamis, memiliki fanatisme yang tinggi terhadap budayanya, solidaritas yang kuat, lugas dan ekspresif, memiliki keingintahuan yang tinggi, senang terlibat dalam acara televisi dan agamis.
Dengan beberapa dasar tersebut maka PALTV yang berdiri pada tanggal 9 September 2007 membuat program yang betul-betul dekat dengan masyarakat. Yaitu memilih program yang lebih menekankan  pada CONTENT LOCAL (70-80%). Membuat program yang banyak melibatkan masyarakat sebagai peserta. Selain itu juga sebagian program ditayangkan  dalam format LIVE dan INTERAKTIF dengan pemirsa. Penggunaan bahasa di beberapa program menggunakan bahasa Palembang. Memperbanyak  kegiatan OFF AIR terutama pada program unggulan. Dalam penempatan program (scheduling) PALTV memakai pertimbangan yaitu waktu menonton pemirsa (viewing habit), jenis pemirsa (segmen pemirsa), kompetisi program di stasiun televisi lain dan jenis program/content yang dimiliki. Dengan kekuatan tx (transmiter) 10 Kw, coverage areanya meliputi sekitar Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Ilir serta sebagian Kab Muara Enim, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin dan Kota Prabumulih. Kehadiran PALTV tentu saja mendapat sambutan hangat masyarakat Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang. Itu lantaran, PALTV sebagai televisi lokal pertama di Sumatera Selatan lebih tahu apa yang dinginkan pecintanya.   

penulisan kreatif
latar belakang skripsi

Teknologi Komunikasi


Pengertian Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memperoses dan saling tukar informasi dengan individu-individu lainnya (Rogers,1986:2). Ini menyiratkan, pertama, teknologi komunikasi adalah alat. Kedua, teknologi komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur ekonomi, sosial dan politik. Ketiga, teknologi komunikasi membawa nilai-nilai yang berasal dari struktur ekonomi, sosial dan politik tertentu. Keempat, teknologi komunikasi meningkatkan kemampuan indera manusia, terutama kemampuan mendengar dan melihat. Keempat aspek teknologi komunikasi ini menjadi kriteria dalam menilai apakah sebuah alat (hardware) merupakan teknologi komunikasi atau tidak. Jika keempat kriteria ini tidak dimiliki oleh sebuat alat (hardware), maka ia tidak bisa dikatakan sebagai sebuah teknologi komunikasi.                                                                Contoh telepon seluler (ponsel). Ponsel adalah sebuah alat. Ponsel dilahirkan dari stuktur ekonomi kapitalis dan struktur sosial liberal. Ponsel membawa nilai liberal, semua orang yang mempunyai ponsel bebas menghubungi siapa saja, mereka dididik untuk tidak memiliki kendala psikologis untuk bicara kepada siapa saja. Ponsel juga meningkatkan indera dengar orang yang memakainya. Maka ponsel memenuhi semua aspek yang disyaratkan teknologi komunikasi. Dengan kata lain, ponsel sah sebagai teknologi komunikasi.      

Beda Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi

Bila dilihat dengan seksama, sebenarnya teknologi komunikasi berkaitan erat dengan informasi. Ada teknologi komunikasi yang berfungsi menyalurkan informasi. Ada juga teknologi komunikasi yang berfungsi mengalah informasi. Tetapi, ada pula teknologi komunikasi yang berfungsi sebagai pengolah dan penyimpan informasi. Maka banyak orang yang menyebut teknologi komunikasi sebagai teknologi informasi. Tetapi, bertolak dari pengertian teknologi informasi yang ditulis Richard Weiner, dalam Webster’s New World Dictionary of Media and Communications yang menyebutkan bahwa teknologi informasi adalah pemrosesan, pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi computer dan telekomunikasi (1996:303), maka teknologi informasi lebih merupakan pengerjaan terhadap data. Teknologi komunikasi menitik beratkan perhatiannya pada bagaimana data ditungkangi dengan menggunakan komputer dan telekomunikasi.  Disini dilihat perbedaan mendasar antara teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Bila teknologi komunikasi merupakan alat yang menambah kemampuan orang berkomunikasi, maka teknologi informasi adalah pengerjaan data oleh computer dan telekomunikasi. Ini berarti, teknologi komunikasi memiliki perbedaan dalam titik berat perhatian. Kenyataan inilah, barangkali yang mendorong seorang ahli komunikasi Andre Hardjana, menggunakan istilah “teknologi informasi dan komunikasi” (2000:81).                                                                                   
Teknologi komunikasi bisa berkembang dengan cepat karena bantuan teknologi elektronika. Dengan teknologi elektronika, proses komunikasi tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Teknologi elektronika ini kemudian membentuk prinsip dasar teknologi komunikasi. Berikut adalah beberapa prinsip dasar teknologi komunikasi: 1. Objek bisa diubah menjadi gambar melalui pendekatan lensa. 2. Gambar proyeksi bisa diubah menjadi gelombang elektromagnetik melalui pendekatan fotosel (scanning device). 3. Suara bisa juga diubah menjadi sinyal listrik melalui pendekatan  microphone. 4. Sinyal listrik yang bermuatan gambar proyeksi dan suara dipancarkan melalui kabel. Melalui jasa satelit komunikasi, sinyal listrik bisa dikirim kemana saja dimuka bumi, bahkan keruang angkasa sekalipun. 5. Sinyal diterima sistem antenna dan masuk kealat yang bisa mengubah sinyal menjadi gambar proyeksi kembali. Gambar ini bisa dilihat dilayar monitor, digandakan dan dicetak dicetak (Ishadi dan Wahyudi, 1994:47).                                                                                 
Dari sisi khalayak, teknologi komunikasi digunakan untuk mencari, mengolah, membagi, menyimpan, membandingkan, memutakhirkan informasi. Tidak heran bila teknologi komunikasi menjadi sentral dalam proses komunikasi.

Hakikat Teknologi Komunikasi